Jumat, 08 Juni 2012

laporan taksonomi tumbuhan rendah


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Pernahkah kita memperhatikan alam disekitar kita ternyata di dalam kehidupan ini masih banyak organisme yang hidup berdampingan denga kita, salah satunya adalah organisme renik yang tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang kita melainkan yang hanya dapat kita dapat lihat dengan bantuan mikroskop. Untuk menambah pengetahuan kita tentang organisme renik ini maka kita perlu melakukan pengamatan dan kajian khusus tentang makhluk kecil ini.
Kita sebut saja salah satunya adalah Myxomycota atau sering di sebut dengan jamur lendir. Jamur ini bisa kita jumpai dimana-mana asalkan tempat itu memenuhi krtateria hidupnya. Habitatnya adalah tempat-tempat yang lembab, teduh dan kayu-kayu yang telah lapuk.
Jamur ini pun memiliki tipe yang berbeda-beda jika kita lihat dari bentuknya ada yang bersekat (Acrasiomycota) dan ada yang tidak bersekat (Myxomycota), jamur inipun bisa dikatakan sebagai hewan dan tumbuhan karena organisme ini memiliki ciri yang sama dengan apa yang dimiliki oleh hewan dan tumbuhan.
B.     TUJUAN
a.       Menerangkan susunan tubuh jamur yang tergolong dalam jamur lendir.
b.      Menyebutkan ciri-ciri umum jamur lendir
c.       Menyebutkan jenis-jenis jamur yang di temukan pada berbagai habitat.
d.      Menjelaskan cara reproduksi jamur lendir.

C.    WAKTU DAN TEMPAT
a.       Hari/tanggal    : Sabtu, 05 Mey 2012.
b.      Waktu             : 08.00 Wita-selesai
c.       Tempat            : Laboratorium Pendidikan IPA Biologi IAIN Mataram






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Myxomycota meliputi organisme yang tidak mengandung klorofil, yang filogenetik tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana. Dalam keadaan vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai amoeba yang disebut plasmodium dengan cara-cara hidup sebagai saprofit atau seperti hewan. Plasmodium terjadi karena suatu perkawinan (pristiwa sekuas), dan kemudian akan membentuk suatu sporangium yang berlindung. Sporangium menghasilkan spora yang tidak memperlihatkan perbedaan jenis kelaminnya.
Spora myxomycota berkemcambah dalam air atau di atas suatu substrat basah menjadi satu atau beberapa sel kembara yang dinamakan miksoflagellata. Miksoflagellata ini pada bagian muka mempunyai satu inti  dan satu bulu cambuk. Biasanya dua dan hetrokon. Pada bagian belakang terdapat vakuola berdenyut, tetapi kromatifora tidak ada. Hidupnya sebagai saprofit, dapat mengambil zat makanan yang bersifat cair maupun padat. Setelah beberapa waktu, bulu cambuknya lenyap dan miksoflagellata ini berubah menjadi miksoamoeba. Miksoflagellata dan miksoamoeba dapat membiak vegetatif dengan pembelahan. Pembiakan generatif pun terjadi. Dua miksoamoeba atau dua miksoflagellata dapat mengadakan perkawinan menjadi amebozigot, dan dalam amebozigot ini kedua intinya akhirnya pun akan bersatu. Badan yang diploid ini tidak ameboid, dan dengan sesamanya dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dan mempunyai banyak inti. Inti dapat bertambah banyak karena adanya mitosis yang berulang-ulang. (Gembong, 1989: 97)
B.     Sifat-sifat jamur ini hampir sama dengan sifat-sifat jamur benang lainya kecuali dalam hal pembentukan spora.
Fase vegetatif dari myxomycetes tidak berdinding sel, protoplasmanya mempunyai inti  banyak, fase ini disebut plasmodium jasad seluruhnya merupakan masa lendir. Ukuran dan masa lendir tersebut berbeda-beda tergantung kepada substrat dan faktor lingkungannya. Dalam keadaan yang sesuai untuk pertumbuhannya  plasmodium dapat membesar seperti yang terjadi pada amoeba, sedangkan jika keadaannya tidak sesuai dapat membentuk sklerotium. Ini merupakan fase istirahat, dindingnya tebal dan lebih keras daripada lendir, jika keadaanya baik lagi dapat membentuk plasmodium kembali.Jamur lendir banyak terdapat dalam sisa-sisa bahan organik yang mengalami pembusukan, sebab jasad ini merupakan jasad penyebab pembusukan. Di samping itu karena ada yang menyebabkan penyakit akar pada tanaman kubis, dan penyakit umbi pada bahan-bahan tanaman yang sakit. (suswono, 1990:198)
C.     Dalam bahasa ingris jamur lendir disebut Slime Mold, tapi bukan berarti merupakan kapang, Myxomycota adalah jamur lendir plasmodial, Myxomycota merupakan sel-sel amoeboid yang mengandung sangat banyak pigmen dan melakukan pergiliran antara agregat multiseluler dan sel-sel individual. Tahapan agregatnya disebut Plasmadium. Plasmadium terdiri atas masa sitoplasma berukuran besar yang di dalamnya terdapat banyak nukleus, sehingga sebenarnya tidak benar- benar bersifat multiseluler, susunan semacam ini disebut senosit (Coenocyte).
Acrasiomycota adalah jamur lendir seluler. Acrasiomycota berbeda dari myxomycota dalam hal fase agregasi. Fase agregasi Acrasiomycota benar-benar multiseluler, bukannya sensitik. Karena suplai makanan sedikit, sel-sel individual bergregasi, tapi membran-membran indiviual tetap ada, dan masing-masing sel dapat dibedakan. (Fried dan Hademenos, 2006 : 323).
D.     Ciri-ciri jamur lendir adalah sebagai berikut:
Bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium) yang merupakan massa protoplasma tidak berdinding;
a.       Berinti banyak, bersel satu atau bersel banyak;
b.      Struktur tubuh vegetatif menyerupai Amoeba, berbentuk seperti lendir (plasmodium), tetapi cara berkembang biaknya menyerupai Fungi;
c.       Berkembang biak secara aseksual dan seksual. Pencernaan makanan yang dilakukan pada fase vegetatif (aseksual) dilakukan menyerupai Amoeba. Pada tingkat dewasa, Plasmodium akan membentuk kotak spora seperti pada Fungi. Setelah matang, kotak spora ini akan pecah dan mengeluarkan spora. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang menyerupai Amoeba. Sel-sel gamet ini bersifat haploid dan akan melakukan singami atau peleburan dua gamet dengan ukuran yang sama dan tidak dapat dibedakan antara sel jantan dan betina yang akan menghasilkan zigot;
d.       Biasa hidup di hutan-hutan basah, tanah lembap, batang kayu yang membusuk, kayu lapuk, atau sampah basah.( http://wrghar.blogspot.com/2009/09/protista-menyerupai-jamur.html)
E.     Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir. Anggota Myxomycota biasanya memiliki figmen kuning atau orange dan bersifat heterotrof. Myxomycota memiliki fase ameboid, berinti banyak, dan tidak dibatasi didnding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai dalam siklus hidupnya. Plasmodium dapat bergerak seperti amoeba di atas substrat dan mencerna makanan secara fotosintesis, menelan partikel atau secara langsung (Deden, 143:2006).


















BAB III
MITODOLOGI



A.    ALAT
a.       Mikroskop cahaya
b.      Kaca benda dan kaca penutup
c.       Pipet tetes
d.      Cawan petri
e.       Lap dari bahan katun
f.       Kertas hisap. Kertas saring
g.      Jarum kasur/jarum pentul
B.     BAHAN
a.       Biakan jamur
b.      Bahan organik yang di tumbuhi jamur
c.       aquadest
C.    CARA KERJA.
a.       Mencari sampah organik (daun dan ranting) yang mulai membusuk di tempat yang kelembabannya tinggi. Misalnya di bawah pepohonan yang rindang. Mengambil sampah yang berlendir dan beberapa ranting yang mulai kasar karena di tumbuhi jamur lendir. Membuat sediaan,mengamati dengan mikroskop.
b.      Membuat biakan jamur dengan cara sebagai berikut;
a)      Memotong kulit kayu (3-4cm2) dari pohon hidup (pada dasar atau 0,5-1 m dari atas tanah).
b)      Mengalasi cawan petri yang bersih dengan kertas saring. Meletakkan 1-2 potongan kulit kayu pada kertas tersebut dengan bagian kulit luar menghadap ke bawah. Merendam kulit kayu tersebutdengan aquadest.
c)      Setelah 18-24 jam. Buang kelebihan air, membalikan potongan kulit kayu, menutup lagi, menginkobasikan biakan pada suhu kamar selama 2-3 minggu.
d)     Melakukan pembiakan terhadap ranting-ranting atau daun-daun gugur.
e)      Mencari tubuh buahnya dan mengamatinya setelah 2-3 minggu.


















BAB IV
PEMBAHASAN


A.    DATA HASIL PENGAMATAN.
Keterangan gambar
a.       Mesilium
b.      Sporangium
c.       Spora dan
d.    Sporangiophor
Gambar Myxomycota pada kulit kayu






Gambar perbandingan
 






B.     ANALISIS PROSEDUR
Ada beberapa yang harus praktikan analisis dari cara kerja diatas sebab di dalam acara praktikum praktikan tidak dapat menemukan jamur lendir dari sediaan yang telah di persiapkan oleh praktkan selama kurang lebih tiga minggu, khususnya pada sediaan ranting di sini praktikan tidak dapat menemukan adanya jamur. Sekarang jika kita perhatikan di dalam cara kerja point yang pertama disebutkan bahwa praktikan diminta untuk mengambil sampah yang berlendir dan beberapa ranting yang mulai kasar karena ditumbuhi jamur lendir, akan tetapi praktikan tidak memperhatikan cara kerja diatas oleh karena itu praktikan hanya mengambil saja raning yang dianggap tempat tumbuhnya jamur lendir akhirnya setelah praktikan malakukan praktikum praktikan tidak menemukan jamur lendiri. Kemudian selanjutnya pada cara kerja nomor 2 point yang  terakhir diakatakan setelah 2-3 minggu praktikan diminta untuk mencari tubuh buah dan mengamati, setelah 2-3 minggu praktikan melakukan praktikum praktikan bisa menemukan jamur lendir pada kulit pohon tetapi tidak pada ranting pohon.
C.    ANALISIS HASIL.
Dalam prktikum kali ini anggota praktikan melakuan pengamatan terhadap sediaan kulit kayu dan ranting pohon yang telah dipersiapkan oleh anggota praktikan selam kurang lebih 3 minggu lamanya demi untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan dalam mencari jamur lendir. Jamur lendir adalah sekelompok organisme yang dapat menyerupai tumbhan dan hewan. Dikatakan menyerupai hewan karena memiliki filogenitik yang berasal ari prtista dan memiliki flagel yang memungkinkan ia bisa bergerak seperti hewan. Sedang dikatakan bisa menyerupai tumbuhan karena memiliki spora.
Meskipun sediaan telah di persiapkan selama kurang lebih 3 minggu supanya mendapatkan hasil yang maksimal, masih ada saja masalah yang prkatikan hadapi seperti di dalam praktikum praktikan tidak dapat menemukan jamur lendir dari salah satu sediaan yang praktikan sediakan. Pada hal anggota praktikan sudah yakin bahwa kedua sediaan yang disiapkan sudah di perlakuan dengan sama, di tempatkan pada tempat dan suhu yang sama.
Sekilas jika diperhatikan hal itu bisa saja terjadi karena sidiaan yang di gunakan berbeda ada yang dari kulit kayu dan ranting adapun kulit kayu di peroleh dari pohon yang masih hidup sedangkan ranting di peroleh dari salah satu organ pohon yang sudah mati tapi semua itu tidak bisa dijadikan alasan kenapa praktikan hanya mendapatkan jamur lendir pada kulit kayu saja sedangkan pada rangting yang telah busuk tidak diperoleh jamur lendiri padahal kedua sediaan ini di perlakuan dengan sama oleh anggota praktikan sebelumnya. Maka pertanyaannya sekarang adalah kenapa bisa terjadi demikian ?.
Myxomycota Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab,sampah basah, kayu lapuk.  Untuk menjawab pertanyaan diatas perlu untuk kita sama-sama perhatikan tempat hidupnya. Berdasarkan temapat hidupnya sediaan yang praktikan amati boleh jadi tidak ada karena habitatnya tidak sesui dengan perlakuan praktikan terhadapnya, mulia dari suhu dan kelembabannya yang kurang atau berlebihan. Tetapi mari kita perhatikan siklus hidupnya. Jamur lendir dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dan generatif. Fase vegetatif, plasmodium bergerak ameboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam Vacuola makanan, sisa yang tidak dicernaditinggal sewaktu plasmodium bergerak. Jika telah dewasa plasmodium membentuk sporangium(kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin.Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, dan sel gamet inimelakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama(yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigottumbuh dewasa.Jamur lendir ini mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat (Mixomycota) dan bersekat(Acrasiomycota). Siklus hidup Acrasiomycota merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpulmembentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasimenuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur untuk membentuk tangkai(Stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak sporamelepaskan spora ke udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid.
Selanjutnya jamur lendir atau Myxomycota memiliki ciri-ciri sehigga kita dapat membedakannya dengan jamur yang lain. Ciri-ciri jamur lendir adalah sebagai berikut:
1)      Bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium) yang merupakan massa protoplasma tidak berdinding;
2)      Berinti banyak, bersel satu atau bersel banyak;
3)      Struktur tubuh vegetatif menyerupai Amoeba, berbentuk seperti lendir (plasmodium), tetapi cara berkembang biaknya menyerupai Fungi;
4)      Berkembang biak secara aseksual dan seksual. Pencernaan makanan yang dilakukan pada fase vegetatif (aseksual) dilakukan menyerupai Amoeba. Pada tingkat dewasa, Plasmodium akan membentuk kotak spora seperti pada Fungi. Setelah matang, kotak spora ini akan pecah dan mengeluarkan spora. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang menyerupai Amoeba. Sel-sel gamet ini bersifat haploid dan akan melakukan singami atau peleburan dua gamet dengan ukuran yang sama dan tidak dapat dibedakan antara sel jantan dan betina yang akan menghasilkan zigot;
5)      Biasa hidup di hutan-hutan basah, tanah lembap, batang kayu yang membusuk, kayu lapuk, atau sampah basah.
Adapun kerugian dan keuntungan yang ada pada jamur lendir adalah Phytophthora faberi (parasit pada tanaman karet). Phytophthora infestas (parasit pada kentang) Saprolegnia (pengurai bangkai hewan/tumbuhan dalam air tawar)  Myxomycota n oomycota berperan sebagai pembersih sampah organik.dan Myxomycota juga berperan sebagai pemakan bakteri



D.    EVALUASI
1.      Jamur lendir dibagi menjadi dua yaitu acrasiomycetes dan myxomycetes acrasiomycetes merupakan bentuk jamur yang bersekat sedangkan myxomycetes merupakan bentuk jamur yang tida memiliki sekat.







2.     
Gambar siklus hidup jamur lendir






3.      Pembelahan miosis tejadi ketika dalam bentuk sporangium, fase haploid di mulai dari sejak sporangium pecah dan menghasilkan spora kemudian sel haploid tersebut meghasilkan 2 sel anakan, ada yang sel-sel kembara da miksoamoeba. Sel-sel kembara membelah lagi menjadi 2 sel begitu juga dengan miksoamoeba, sel-sel kembara kemudian menyatu lagi membentuk fusi dan miksoamoeba membelah lagi menjadi 2 sel anakan yang sama secara fisi dan kemudian membentuk fusi, kemudian keduanya membentuk zigot,sejak fase zigot sudah terbentuk terjadi fase diploid. Kedua zigot tersebut menyatu membentuk plasmodium muda kemudian membentuk sporangium dan kembali lagi ke spora.
4.      Sklerotium merupakan
























BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat di petik kesimpulan bahwa yang dikatakan dengan jamur lendir Myxomycota adalah sekelompok organisme yang menyerupai tumbuhan dan hewan. Myxomycota bisa berkembangbiak dengan cara vegetative dan generative Jamur lendir dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dangeneratif. Fase vegetatif, plasmodium bergerak ameboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan dicerna dalam Vacuola makanan, sisa yang tidak dicernaditinggal sewaktu plasmodium bergerak. Jika telah dewasa plasmodium membentuk sporangium(kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin.Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang bersifat haploid, dan sel gamet inimelakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama(yang tidak dapat dibedakan jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigottumbuh dewasa.Jamur lendir ini mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat (Mixomycota) dan bersekat(Acrasiomycota). Ada dua sediaan yang seharusnya diamati yaiu kulit kayu dan ranting tetapi hanya kulit kayu yang bisa diamati sedangkan ranting tidak di karenakan praktikan tidak menemukan jamur lender pada sediaan ini mungkin di karenakan oleh perlakuan yang kurang sesui dengan habitatnya atau habitatnya terlalu ekstrim sehingga bisa tidk ada.
B.     SARAN.
Saran kami adalah semoga waktu praktikum bisa dilakukan tepat waktu karena selama pelaksanaan praktikum selalu molor sehingga acara praktikum menjadi tidak efektif dan memuaskan diakibatkan oleh berkuangnya jatah waktu di dalam LAB karena anggota praktikan yang lain mau praktik.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Deden. 2006. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Fried, George, H, dan Hademenos, J. 2006. Biologi edisi kedua. Yogyakarta :
            Erlangga
Heddy, Suwasono. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta ; Rajawali Pers.
  tanggal 10/05/ 2012.
Tjitrosoepomo, G.,1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
 University Press.