Kamis, 07 Juni 2012

EUMYCOTA (JAMUR BENAR)


BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Di dalam kehirupan kita sehari-sehari sering kita menjupai jamur di sekitar tempat tinggal kita karena jamur dapat dikenali dengan ciri-ciri yang dimilikinya diantara ciri-cirinya adalah Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
B.     TUJUAN.
a.       Menerangkan adanya variasi pada jamur benar.
b.      Menerangka susunan tubuh jamur berbagai jenis jamur yang tergolong dalam jamur benar.
c.       Menyebutkan ciri-ciri kelas pada jamur benar.
d.      Membedakan antara jenis jamur yang satu dengan jamur lainnya.
e.       Menjelaskan cara reproduksi beberapa jenis jamur yang tergolong dalam jamur benar.
C.    WAKTU DAN TEMPAT
a.       Hari/tanggal    : Sabtu,28 april 2012.
b.      Waktu             : 08.00 Wita-Selesai.
c.       Tempat            : Laboratorium Pendidikan IPA Biologi IAIN Mataram.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    Miselium barcabang-cabang dan bersepta, dinding selnya terdiri dari khitin. Pembiakan vegetatif dengan spora yang terbentuk endogen di dalam asci, atau eksogen pada basidia. Pembentukan asci dan basidia merupakan sifat-sifat yang spesifik dan menjadi dasar dalam membagi-bagi eumycetes ke dalam taksa yang lebih kecil.
Asci bagi ascomycetes merupakan alat reproduksi yang spesifik, yang sebenarnya adalah sporangia yang berbentuk pembuluh berjumlah 8 spora, yang terjadina endogen. Sedangkan basidia adalah alat reproduksi yang berbentuk ganda, dengan penonjolan terbentuk 4 basidiospora yang eksogen.
Asci dan basidia terkumpul dalam suatu badan buah yang terdiri dari plektenchym. Dalam badan buah asci atau basidia itu tersusun tegak dan berjajar seperti jaringan tiang (palissade) bersama-sama dengan parafisa dan merupakan suatu lapisan yang disebut himenium.
Berdasarkan alat perkembangbiakannya, eumycetes dibagi dalam 3 sub kelas yaitu;
1.      Ascomycetes; berkembang biak dengan ascospora, di samping itu juga kadang-kadang dengan konidia.
2.      Basidiomycetes; berkembangbiak dengan basidiospora, kadang-kadang juga konidia.
3.      Deuteromycetes; tidak mempunyai asci atau basidia dan hanya berbiak dengan konidia. (Suwasono,1990 : 203)

B.     Ciri-ciri  Jamur
Jamur termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki membran inti. Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine) yang merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba danserangga. Senyawa kitin bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan tumbuhan umum yang dinding selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku. Umumnya jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler), contohnya jamur ragi tape (Saccharomyces sp). Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benangbenang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik (coenocytic). Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik (monocytic). Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu berfotosintesis.
Dengan demikian, jamur merupakan organisme heterotrop, yaitu organisme yang cara memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi nutrisi dari lingkungannya atau substratnya. Sebelum mengabsorbsi makanan yang masih berupa senyawa kompleks, ia mensekresikan enzim hidrolitik ekstraseluler atau ferment untuk menguraikannya lebih dahulu di luar selnya. Jamur ada yang hidup sebagai parasit, ada pula yang bersifat saprofit. Selain itu, ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain secara mutualisme. Sebagai parasit, jamur mengambil makanan langsung dari inangnya. Jamur jenis ini memiliki haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan langsung dari inangnya. Sebagai saprofit, jamur mengambil makanan dari sisa-sisa organisme lain yang telah mati. Jamur yang bersimbiosis, mengambil nutrisi berupa zat organik dari organisme lain dan organisme itu mendapatkan zat tertentu yang bermanfaat dari jamur tersebut. Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Meski demikian, perkembangbiakan secara seksual lebih mendominasi karena dilakukan oleh hampir semua jamur tersebut.  (Hadiotomo, Ratna Siri., 1993)
C.     Dalam klasifikasi lima kingdom, jamur dapat dibedakan menjadi divisi Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Myxomycota danOomycota termasuk dalam kingdom Protista.  
1.      Zygomycota
Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua gametangium yang menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan penghubung.  Ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
a.       biasa hidup sebagai saprofit;
b.      miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau buluh;
c.       dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana;
d.      perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi miselium baru;
e.       perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi. Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah sebagai berikut.
a.       Murcor mucedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, misalnya, kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium pada subtratnya muncul benang-benang tegak dengan sporangium pada ujungnya. Sporangium ini berisi spora. Jika sporangium sudah matang, akan pecah sehingga spora akan tersebar keluar. Spora
akan tumbuh menjadi miselium baru. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan gametangium.
b.      Murcor javanicus, berperan dalam pembuatan tapai karena jamur ini terdapat dalam ragi tapai. Jamur ini termasuk makhluk hidup yang mempunyai daya untuk mengubah tepung menjadi gula.
c.       Rhizopus sp., yang terdapat pada ragi tempe ini mempunyai daya untuk memecah putih telur dan lemak. Oleh karena itu, ia berperan dalam pembuatan tempe dan oncom putih. Jamur tempe mempunyai hifa yang berguna untuk menyerap makanan dari kacang kedelai. Dalam waktu dua sampai tiga hari, kumpulan hifa tersebut akan membungkus kedelai yang kemudian disebut tempe. Selain pada tempe, jamur ini juga dapat tumbuh di tempat-tempat yang lembap.
2.      Ascomycota
Jika jamur Zygomycota memiliki hifa yang tidak bersekat seperti pipa, jamur sejati (Eumycota yang terdiri dari Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota) mempunyai hifa yang bersekatsekat. Dinding sel terdiri atas kitin dan dapat hidup sebagai saprofit, parasit, atau bersimbiosis. Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil) yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan askospora melalui beberapa tahap, yaitu:
a.       perkawinan (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium betina
b.      bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut dengan plasmolisis,
c.       bersatunya inti yang berasal dari gametangium yang disebut dengan kariogami, dan
d.      kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi, dilanjutkan dengan pembentukan askospora secara endogen menurut pembentukan sel bebas.
Perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan pembentukan konidium, fragmentasi, dan pertunasan. Kelompok jamur ini dapat ditemui di permukaan roti, nasi, dan makanan yang sudah basi. Warnanya merah, cokelat, atau hijau. Contoh jamur Ascomycota yang hidup sebagai saprofit, antara lain, Saccharomyces cereviciae (khamir bir, roti, dan alkohol), Saccharomyces tuac (khamir tuak), Saccharomyces ellipsoideus (khamir anggur), Penicillium sp. (makanan dan roti busuk), dan Neurospora crassa (pembuatan oncom). Contoh jamur yang tumbuh sebagai parasit adalah jamur Saccharomycosis yang menyerang pada epitel mulut anakanak. Jamur dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau membentuk Lichenes (lumut kerak).
3.      Basidiomycota
Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya. Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola atau papan. Misalnya, jamur merang (Volvariella volvacea) dengan tubuh buah berbentuk payung. Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah (stipe), tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan suatu massa miselium yang tumbuh tegak. Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh stipe. Sewaktu muda, pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang akan pecah menjelang dewasa. Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat di dasar tangkai. Lamella merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian, dan tersusun atas lembaran. Tubuh buahnya disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan dikariotik (setiap sel intinya berpasangan). Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-ujung hifa menggembung membentuk basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua inti haploid menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang menghasilkan 4 inti haploid. Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi protoplasma dan keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap tonjolan dan terbentuk empat buah basidiospora haploid.
Agar lebih jelas, pelajari gambar pembentukan basidiospora berikut ini! Perkembangbiakan aseksual Basidiomycotina dilakukan dengan pembentukan konidia dan secara seksual dengan konjugasi. Pertemuan dua hifa berbeda, hifa (+) dan hifa (–), terjadi di dalam tanah, menghasilkan hifa dikariotik yang dengan cepat tumbuh menjadi tubuh buah (basidiokarp). Perkembangan basidiokarp terjadi di atas permukaan tanah sampai dengan dihasilkannya basidiospora. Pembentukan basidiospora terjadi di dalam basidium yang terletak di permukaan bawah tudung basidiokarp. Jika kita bandingkan daur hidup Ascomycotina dengan dengan daur hidup Basidiomycotina, manakah yang masa dikariotiknya lebih panjang? Basidiomycota merupakan kelompok jamur yang pembentukan sporanya terjadi di atas sel yang disebut dengan basidium. Bentuk jamurnya ada yang seperti payung dan seperti kuping. Contoh jamur yang termasuk dalam Basidiomycota adalah jamur merang (Volvariella volvacea) yang dapat dimakan dan dikembangkan; jamur kuping
(Auricularia polytricha) yang hidup di kayu lapuk, dapat dimakan dan dikembangkan; jamur tiram (Pleurotes) dapat dimakan; jamur api yang dapat merusak tanaman tebu; jamur beracun (Amanita phalloides) berwarna putih dan merah, hidup di tanah; serta jamur upas (Corticum salmonella) yang hidup parasit di batang pohon karet atau buah. Basidiomycota merupakan jamur yang mudah dikenali. Jamur ini memiliki tubuh buah seperti payung. Sebagai bahan percobaan, carilah beberapa jamur yang kalian temui di sekitar lingkunganmu.
4.      Deuteromycota (Jamur Imperfeksi)
Jamur Deuteromycetes adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur ini merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi). Jamur yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang menimbulkan penyakit, misalnya, jamur Helminthosporium oryzae, dapat merusak kecambah, terutama menyerang buah dan menimbulkan nodanoda hitam pada daun inang; Sclerotium rolfsii merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman. Jenis jamur dalam kelompok ini yang menguntungkan adalah jamur oncom (Monilia sitophila atau sekarang bernama Neurospora sitophila).
D.    Miselium bercabang-cabang dan beresekat, dindidng selnya terdiri atas kitin. Pembiakan vegetatif dengan spora yang terbentuk endogen di dalam askus atau eksogen pada basidium, pembentukan askus dan basidium merupakan sifat-sifat yang spesifik, dan menjadi dasar di dalam mengklasifikasikan Eumycetes dalam takson yang lebih kecil.
Askus bagi Ascomycetes merupakan alat reproduksi yang spesifik, yang sebenarnya tidak lain dari pda sporangium yang berbentuk buluh degan jumlah spora (yang terjadi endogen menurut pembentukan sel bebas) yang tertentu yaitu 8, kadang-kadang 4, seperti terdapat pada Saccharomyces.
Basidium adalah alat reproduksi berbentuk gada. Padanya terbentuk 4 basidiospora secara eksogen. Sebelum terjadi pembentukan spora, baik dalam askus maupun dalam basidium, mula-mula terjadi peleburan dua inti lebih dulu, kemudian diikuti oleh pembelahan reduksi.
Askkus da basidium terkumpul dalam satu tubuh buah yang terdiri atas plektenkim. Dalam tubuh buah, askus atau basidium tesusun tegak dan berjajar seperti jaringan tiang (palisade) bersama-sama dengan parafisis dan merupakan suatu lapisan yang dinamakan himenium. Di samping kedua macam spora tersebut, seringkali terdapat juga konidium sebagai alat-alat berkembang biak. (Gembong. 1989 : 118)
E.     Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.     
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. a. Parasit obligat  merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia  carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
a.       Parasit fakultatif
 adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
 sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
 cocok.
b.       Saprofit
 merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang  mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah  mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur  saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk  mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung  menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang  dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.



























BAB III
MITODOLOGI


A.    ALAT
a.       Mikroskop cahaya.
b.      Kaca benda dan kaca penutup.
c.       Pipet tetes.
d.      Jarum pentul.
B.     BAHAN
a.       Roti.
b.      Tempe.
c.       Yeast.
d.      Jamur merang.
C.    CARA KERJA.
1.      Pengamtan Mucor mucedo
a.       Menyediakan dua lapis roti tawar. Melembabkan roti tawar tersebut dengan cara memercikan air atau semprot dengan sprayer. Meletakkan roti yang telah dilembabkan tersebut di atas kertas koran yang sudah dilembabkan. Mengalasi dengan plastik. Menjaga kelembaban roti tersebut. Melakukan kegiatan ini 7 hari dan 3 hari sebelum praktikum (1 lapis roti H-7 dan 1 lapis roti H-3).
b.      Pada saat praktikum, membuat sediaan dengan cara mengambil sebagian miselium dengan ujung jarum. Meletakkan ujung jarum tersebut di atas kaca benda yang telah diberi stetes air. Dengan dua jarum. Perlahan-perlahan menguraiakan miselium supaya tebih renggan dan jelas. Menutup dengan kaca penutup, mengamati di bawah mikroskop mengenai bagaimana susunan benang hifanya (adakah sekat atau tidak)!.
c.       Mencari hifa yang mempunyai cabang sporangiofor lengkap dengan sporangiumnya, kemudian buat gambar dan menunjukkan bagian-bagiannya!.
d.      Pada sediaan yang sama, mencari bagian yang memperlihatkan reproduksi seksual. Mencari dua hifa yang berdeketan yang melakukan konjugasi dan mengamati gamet pada setiap ujung gamet-gamet yang telah berdifus membentuk zigot berdinding tebal! Menggambar hasil pengamatan.
2.      Pengamatan  mucor.
a.       Menyediakan tempe (bisa tempe kedelai atau tempe kacang)
b.      Pada saat praktikum, membuat sediaan dengan cara yang sama seperti saudara membuat sediaan jamur roti.
c.       Melakukan pengamatan seperti yang saudara lakukan terhadap Mucor mucedo.
3.      Pengamatan yeast (Ragi Roti)
a.       Sehari atau semalam sebelum praktikum, membuat larutan gula dalam botol bersih dan membubuhkan yeast ke dalamnya. Menutup botol tersebut.
b.      Pada saat praktikum, mengambil dengan pipet sedikit larutan yang telah disiapkan dan meneteskan pada kaca benda. Kemudian menutup dengan kaca penutup. Mencari sel tunggal dan berukuran besar. Mencari pula tahap “budding” mengamati dan membuat gambar!.
4.      Pengamatan jamur merang.
a.       Menyediakan jamur merang (Volvariella volvacea) jamur ini bisa ditemukan sebagai jamur segar atau kalengan.
b.      Mencari bagian yang disebut stipe (tangkai), pileus (tudung), bilah-bilah dan volvanya. Menggambar bagian-bagian tersebut.
c.       Memperhatikan pileusnya, bilah-bilah terdapat pada permukaan atas atau bawah pileus? Bagaimanakah susunannya.?
d.      Membuat irisan melintang bilah. Meletakkan irisan tersbut di atas kaca benda yang sudah ditetesi air. Menutup dengan kaca penutup. Mengamati di bawah mikroskop. Mencari bagian yang disebut himenium. Basidium dan benang parafisis. Menunjukkan dengan gambar!
e.       Dengan perbesaran kuat, mengamati bentuk basidium, bagaimana bentuknya? Berapakah jumlah basidiospora pada setiap basidium?
f.       Membuat irisan membujur stipe (tangkai). Meletakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi air. Menutup dengan kaca penutup, mengamati jaringan-jaringan hifanya!.







BAB IV
PEMBAHASAN
ACARA V
EUMYCOTA (JAMUR BENAR)



A.   
B. Gambar Mocur mucedo H-3
DATA HASIL PENGAMATAN.
C.     Gambar Rhizopus

A.
G
ambar
Mocur
mucedo

H
-
7






Keterangan gambar A,B dan C.
a.       Sporangium
b.      Spora
c.       Sporangiophor
A.    Yeast
Keterangan Yeast
a.       Khamir
Keterangan Gambar jamur merang.
a.       Filius
b.      Stipe (Tangkai)
c.       Cils
d.      Analus
e.       volva
B. Jamur merang
 











B.     ANALISIS PROSEDUR
Di dalam pelaksanaan praktikum ada beberapa hal yang perlu di analisis dari beberapa kerja diatas yaitu di dalam pengamatan Mucos mucedo pada poin yang pertama praktikan diminta unuk melembabkan dua roti tawar dengan dua perlakuan yaitu yang pertama  di persiapkan 7 hari sebelum praktikum dilakasanakan dan yang kedua 3 hari sebelum praktikum dilaksanakan setelah kedua perlakuan dilakukan praktikan menemukan suatu kejanggalan ktika melakukan praktikum yaitu tidak di temukannya jamur pada roti H-3. Sedangkan pada poin yang kedua praktikan tidak menggunakan dua jarum akan tetapi satu jarum dan tidak meletakkan ujung jarum di atas kaca benda yang telah diberi stetes air tetapi praktikan mengambil hanya beberapa krukan dari kedua roti dulu baru kaca benda ditetesi dengan beberap tetes air kemudian ditutup oleh kaca penutup. Begitupun pada pengamatan Mucor atau tempe.
Sedangkan pada pengamatan jamur merang praktikan tidak membuat irisan untuk kemudian diamati dibawah mikroskop untuk mencari himenium, basidium dan parafisis melainkan hanya ditunjukan bentuk morfologinya saja begitu hal yang terjadi pada tangkai atau stipe praktikan tiak memebuat irisan hanya ditunjukan morfologinya saja.
C.    ANALISIS HASIL.
Kali ini di dalam acara praktikum praktikan mengamati ada atau tidak adanya jamur pada sejumlah preparat yang telah dipersiapkan oleh para anggota praktikum, diantaranya adalah roti yang telah dipersiapkan selama 7 hari dan 3 hari (H-7 dan H-3) sebeum acara praktum, begitupun dengan tempe yang telah disiapkan oleh praktikan degan menggunakan perlakuan yang sama dengan preparat roti diatas. Selain itu praktikan juga mengamati satu spesies jamur yaitu jamur merang disini praktikan diminta hanya mengamati bentuk dan diminta untuk menyebutkan nama-nama bagian tubuh dari jamur tersebut. Bukan hanya ini saja yang praktikan amati akan tetapi ada bahan praktik yang lain yaitu larutan yeast dimana larutan ini sebelumnya dicampur dengan jamur ragi.
Di dalam praktikum praktikan menemukan beberapa bakteri pada masing-masing preparat yang telah disediakan dengan bantuan mikroskop cahaya, sesuai dengan h asil pengamatan praktikan dapat mengemukakan nama bagian tubuh dari dari jamur, pada preparat roti dan tempe praktikan menemukan sporangium, spora dan sporangiophor  yang tamapak jelas terlihat di bawah mikroskop, kemudian pada preparat yeast yang dicaampur dengan jamur ragi praktikan hanya menemukan bulatan kecil berwarna hitam yang disebut dengan khamir, kemudian pada preparat jamur merang praktikan hanya diminta menyebutkan bagian-bagian dari jamur ini adapun bagian-bagiannya adalah pileus (tudung), Stipe (Tangkai), Cils, Analus, dan volvanya.
Perlu diketahui selain preparat diatas masih ada peraparata yang lain akan tetapi di dalam preparat yang satu ini praktikan tidak dapata mengamati ada atau tidak adanya jamur yang terkandung di dalamnya karena praktikan tidak dapat mengambilnya untuk di amati disebabkan karena disetiap praktikan akan mengambilnya preparat ini hancur  sebelum dapat di taruh di kaca benda akhirnya praktikan putuskan untuk tidak mengamati preparat ini, adapun preparat yang dimaksud adalah tempe yang praktikan persiapakan selama 3 hari sebelum praktik (H-3).
Untuk diketehui juga jamur benar ini bisa malakukan reproduksi atau memerbanyak diri denan tiga cara yaitu dengan cara vegetative, seksual dan aseksual. Jamur benar melakukan reprouduksi secara vegetative dengan cara ftagmentasi, konidia, klamidospora, pembelahan, tunas dan sklerotium. Reproduksi secara seksual dilakuakan sebagian besar oleh jamur benar sedangkan reproduksi secara aseksual dilakukan dengan cara pembentukan spora. Sedangan spora yang dihasilkan oleh jamur benar ada dua yaitu sporangiospora yang dibentuk secara indogen dalam sporangium dan konidia yang dibentuk secara eksogen pada ujung konidiofor. Dari cara perkembangbiakannya ini dijadiakan dasar untuk membedakan jamur merang. Jamur merang dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
Ø  Ascomycetes yaitu jamur yang berkembang-biak dengan menggunakan ascospora, bisa juga menggunakan konidia.
Ø  Basidiomycetes yaitu jamur yang berkembang-biak dengan menggunakan basidiospora, juga bisa dengan menggunakan konidia. Dan
Ø  Deuteromycetes yaitu jamur yang tidak membpunyai asci atau basidia dan hanya berbiak dengan konidia.




D.    EVALUASI.




















BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas sedikitnya praktian dapat mengambil kesimpulan bahwa: Jamur dapat ditemukan hampir dimana saja, mulai dari tanah sampai makanan kita, khususnya jamur benar yang diamati pada praktikum ditemukan banyak sekali pada makanan seperti tempe dan roti. Adapun cara perkembangbiakan dari jamur benar ini bervariasi antara lain dengan cara vegetative, seksual dan asekual, sehingga dapat mudah dibedakan menjadi ascomycetes, basidiomycetes dan deuteromycetes.
B.     SARAN.
Terimakasih banyak kami ucapakan kepda para CO. ASS yang telah banyak membantu dan membimbing kita semoga praktikan selanjutnya akan tambah menarik dan lebih baik.










DAFTAR PUSTAKA
Hadiotomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Gramedia: Jakarta
Heddy, Suwasono. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta ; Rajawali Pers.
Tjitrosoepomo, G.,1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah
 Mada University Press.






1 komentar: